PENDIDIKAN: GNPK-RI Akan Audit Dana Akhir Studi dan Pemondokan Mahasiswa Deiyai
![]() |
Mahasiswa asal Deiyai dari kota studi Jayapura demo ke pemerintah daerah di Tigido Waghete menuntut kejelasan dana pendidikan tahun lalu, 6 Januari 2016. (Foto: Ist/SP) |
JAYAPURA, SUARAPAPUA.com —
Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Republik Indonesia (GNPK-RI)
Provinsi Papua dalam waktu dekat akan mengaudit dana pendidikan yang
diperuntukkan bagi mahasiswa Deiyai se-Indonesia, baik dana tugas akhir
maupun dana pemondokan pada tahun anggaran 2016.
Rencana
tersebut dikemukakan Jackson Ikomouw, ketua GNPK-RI Provinsi Papua,
Sabtu (8/10/2016) melalui keterangan tertulis yang dikirim ke suarapapua.com dari Jayapura.
Menurutnya,
pada tahun-tahun sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Deiyai melalui dinas
pendidikan kucurkan dana akhir studi dan pemondokan pada bulan Agustus
dan September. “Tetapi, untuk tahun 2016, hingga kini belum
direalisasikan. Mahasiswa terus pertanyakan,” ujar Ikomouw.
Menyikapi
hal ini, GNPK-RI Provinsi Papua akan segera “turun” ke Deiyai. “Soal
itu kami akan audit. Untuk klarifikasi tersumbatnya dana tersebut. Bisa
saja ada oknum-oknum yang menjadi aktor di dalamnya. Nanti terungkap,”
tuturnya.
Tudingan adanya oknum-oknum
tersebut, ia mencapnya sebagai “tikus berdasi” yang menghambat
pembangunan sumber daya manusia di Kabupaten Deiyai.
Jackson
berharap, dalam proses audit yang direncanakan, jajaran pemerintah
daerah mesti membuka diri untuk menerima tim investigasi.
“Jika
Pemkab Deiyai tidak membuka diri, itu memperkuat bukti indikasi
penyalahgunaan anggaran negara. Yang pasti, instansi bersangkutan akan
diproses hukum,” tegas aktivis anti-korupsi itu.
Ia
mengklaim, Badan Pemeriksa Keuangan menerima laporan dana pendidikan
akhir studi dan pemondokan itu saat pemeriksaan. “Nah, saya minta kepada
BPKP bahwa laporan tersebut harus disampaikan ke Komisi Pencegahan
Korupsi Provinsi Papua,” tandasnya sembari menambahkan, jika hal itu
tidak dilakukan, status BPKP patut dipertanyakan.
“Banyak
pengaduan Tipikor yang sudah kami terima, secara lisan disampaikan oleh
masyarakat Deiyai. GNPK-RI Provinsi Papua sedang klarifikasi dan
investigasi secara teliti, jika data sudah valid, akan kami laporkan ke
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),” ujarnya.
Selain
itu, Ikomouw menduga, di kabupaten yang dimekarkan pada 2008 itu
terjadi banyak penyimpangan dan penyalahgunaan dana negara. “Ini harus
disikapi serius, jangan terjadi proses pembiaran terhadap oknum pejabat
nakal. Siapapun “tikus berdasi” itu harus diborgol,” ujarnya dengan
tegas.
Sebelumnya, GNPK Papua telah
mendesak Pemkab Deiyai segera realisasikan dana tugas akhir dan
pemondokan bagi mahasiswa asal Deiyai yang sedang mengenyam pendidikan
di berbagai kota studi, baik di Papua maupun luar Papua.
Desakan
ini disampaikan karena menurut Jackson, pengelolaan dana pendidikan
khusus bagi mahasiswa diduga diselewengkan oknum tertentu di daerah itu.
“Banyak
mahasiswa sudah laporkan ke lembaga kami untuk segera tindaklanjuti ke
pengadilan tinggi dan KPK. Sesuai laporan lisan yang kami terima dari
mahasiswa jurusan Kesehatan, mereka mendapat bantuan sebesar Rp2.500.000
per orang. Bahkan, ada yang belum dapat. Sementara, untuk tugas akhir
dan pemondokan, belum dibayar. Lalu, kapan mau realisasikan? Ini sedikit
lagi tutup tahun anggaran,” ungkapnya.
Tindakan
tersebut dinilai sudah merugikan mahasiswa yang pada saatnya akan
menggantikan posisi pejabat sekarang untuk melanjutkan pembangunan di
Deiyai.(SP/ Mary Monireng)
Source: Suara Papua
Post Comment
Tidak ada komentar